SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MIN RANDUWATANG KAB. JOMBANG   SEGERA KUNJUNGI KELAS VIRTUAL MIN RANDUWATANG KAB.JOMBANG DAPATKAN SESUATU YANG BERMANFA'AT   AKHIRNYA PENGUMUMAN TENAGA HONORER K2 YANG LULUS CPNS UNTUK PEMERINTAH KAB. JOMBANG KELUAR JUGA, SEBANYAK 533 ORANG YANG DINYATAKAN LULUS & UNTUK KEMENTERIAN AGAMA SAMPAI HARI INI MASIH DALAM PROSES (Lihat Pengumuman Di Posting Terbaru Web Ini)"   TERBARU : Unduh Regulasi Tentang UAMBN / UN Tahun 2013-2014 di Website MIN Randuwatang Kab. Jombangdisini (Update UN 2014)   

1 Mei 2011

MAKNA HARDIKNAS DI ABAD 21


Beberapa hari lagi kita bangsa Indonesia bertepatan dengan hari lahirnya salah satu tokoh pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara atau dengan nama asli Raden Mas Soewardi akan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), tepatnya pada tanggal 2 Mei. Hari Pendidikan Nasional diperingati oleh pemerintah , Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah. Pedoman upacara bendera 2011 dapat Anda peroleh dengan meng-klik di sini. Sedangkan sambutan Mendiknas RI tentang Hardiknas dapat anda akses di sini.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional dapat kita manfaatkan sebagai momen untuk mengevaluasi diri tentang apa saja yang telah kita lakukan terhadap peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan serta mencanangkan program induk kedepan yang akan disepakati dalam memajukan pendidikan.

Pada jajaran pendidikan, di hari yang bersejarah ini sebaiknya dipergunakan untuk mengintrospeksi diri. Sudahkah berbuat dan bekerja secara profesional di bidang masing-masing tanpa ada keterpaksaan? Tanpa ada tendensi apapun kecuali mengabdi kepada profesinya?

Masih banyak permasalahan di dunia pendidikan yang harus diperbaiki dengan segera. Permaslahan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, anak putus sekolah, kenakalan anak sekolah, sarana pendidikan yang rusak, tenaga pendidik yang kurang merata, penyalahgunaan anggaran adalah sederet contoh permasalahan yang perlu diselesaikan dengan segera. Belum lagi peningkatan mutu pendidikan yang masih jauh dari harapan. Permasalahan tersebut seakan tak ada habisnya mengiringi prestasi yang dicapai oleh anak-anak kita yang berjaya di olimpiade tingkat internasional maupun prestasi cemerlang lainnya yang diukir oleh anak-anak.

Mudah-mudahan peringatan Hari Pendidian Nasional tahun 2011 ini yang mengusung tema : PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PILAR KEBANGKITAN BANGSA dan Sub tema : RAIH PRESTASI JUNJUNG TINGGI BUDI PEKERTI, tidak kehilangan semangat dan makna dari pendidikan itu sendiri. Mudah-mudahan kita tidak terjebak pada seremonial belaka tanpa mengerti apa makna sebenarnya di balik hari bersejarah ini.

Ada beberapa hal yang patut kita renungkan terkait dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional tersebut :
  1. Momentum untuk merenungkan dan merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang yang telah dilalui. Ini terkait dengan cita-cita awal lahirnya HARDIKNAS, sebuah cita-cita yang saat itu dicirikan dengan semangat kepahlawanan, semangat kesediaan diri untuk memberikan secara optimal untuk pelayanan pendidikan.
  2. Adanya upaya untuk mengintropeksi diri dari apa yang sedang kita lakukan dalam menjalankan berbagai program pendidikan saat ini dan untuk menatap masa depan yang lebih baik, adanya jaminan pelayanan pendidikan tidak diskriminatif pada semua peserta didik di manapun mereka tinggal, sehingga cita-cita luhur saat digagasnya peringatan HARDIKNAS bisa terus terjaga.
  3. Bagaimana kita memprespektifkan apa yang telah dan sedang dilakukan untuk masa depan yang lebih baik, sebagaimana dicantumkan dalam konstitusi kita serta diamanatkan pula dalam sistem perundangan sesuai dengan upaya untuk mencerdaskan bangsa secara utuh. Peringatan HARDIKNAS harus terus menerus dikumandangkan dan dilakukan rekontekstualitas sesuai dengan masanya, karena itulah tidak berlebihan jika momentum HARDIKNAS kali ini juga harus bisa memberikan makna lebih, tidak hanya sebatas pada memperingatinya secara seremonial saja.
  4. Dengan semangat HARDIKNAS, coba kita renungkan beberapa hal ini : Mampukah kita menciptakan pendidikan yang murah dan berkualitas? Ada kemauan kah Pemerintah kita untuk mewujudkan itu? Tanggung jawab siapakah anak-anak yang putus sekolah yang kini mengais rezeki di jalanan? Apakah masa depan anak bangsa hanya mampu diperoleh oleh anak-anak orang yang berlimpah harta?  
Akhirnya kita hanya bisa berdoa, berusaha dan pasrah kepada-Nya, semoga dunia pendidikan kita semakin hari semakin bisa dirasakan dan menyentuh kalangan masyarakat yang kini seolah tidak ada harapan dan masa depan yang dia inginkan.