SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MIN RANDUWATANG KAB. JOMBANG   SEGERA KUNJUNGI KELAS VIRTUAL MIN RANDUWATANG KAB.JOMBANG DAPATKAN SESUATU YANG BERMANFA'AT   AKHIRNYA PENGUMUMAN TENAGA HONORER K2 YANG LULUS CPNS UNTUK PEMERINTAH KAB. JOMBANG KELUAR JUGA, SEBANYAK 533 ORANG YANG DINYATAKAN LULUS & UNTUK KEMENTERIAN AGAMA SAMPAI HARI INI MASIH DALAM PROSES (Lihat Pengumuman Di Posting Terbaru Web Ini)"   TERBARU : Unduh Regulasi Tentang UAMBN / UN Tahun 2013-2014 di Website MIN Randuwatang Kab. Jombangdisini (Update UN 2014)   

11 Juli 2011

HASIL KONGRES PSSI DI SOLO


Setelah mengalami perjalanan berliku dan penuh gejolak, ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), periode 2011–2015 akhirnya terpilih secara bulat . Pemilihan ketua umum PSSI berlangsung transparan dan diakui semua pihak. Kongres luar biasa yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, Sabtu lalu, sekaligus mengakhiri kekhawatiran masyarakat akan jatuhnya sanksi pembekuan organisasi dari Federasi Sepakbola Dunia, FIFA, menyusul dua kali kegagalan pelaksanaan kongres PSSI.

Kirab kereta kencana ini mengawali pelaksanaan kongres luar biasa PSSI, untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum serta anggota komite eksekutif PSSI, periode 2011 – 2015. Kirab kereta kencana yang digelar Sabtu pagi ini untuk mengantarkan para peserta kongres ke Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, guna mengingikuti kongres pada hari yang sama.

Selain seratus pemilik suara dalam kongres, kirab kereta kencana yang melintasi Jalan Ahmad Yani Solo, juga mengusung Menegpora, Andi Mallarangeng, Ketua KONI – KOI, Rita Subowo, ketua komite normalisasi Agum Gumelar, serta utusan FIFA, AFF, dan Walikota Solo Joko Widodo, serta puluhan putri Solo, yang sengaja dihadirkan di arena kongres, untuk ikut menyejukkan suasana kongres, yang berulangkali berlangsung ricuh.

Sempat terjadi ketegangan antara peserta kongres dengan aparat kepolisian, saat akan dimulainya kongres. Ketegangan dipicu tindakan aparat kepolisian yang mencegah puluhan peserta kongres memasuki ruang kongres, karena tidak bersedia menunjukkan kartu tanda peserta mereka. Sementara menurut para peserta, tindakan aparat kepolisian ini dinilai berlebihan, karena mereka masuk dalam rombongan yang dikirab. Sejumlah peserta bahkan menilai, tindakan polisi ini sebagai upaya menjegal kehadiran mereka.

Namun ketegangan antara peserta dengan aparat keamanan ini dapat segera diakhiri, setelah panitia hadir di tengah mereka. Panitia meminta para peserta tetap mengenakan tanda pengenal mereka, untuk menghindari masuknya orang yang tidak berkepentingan. Atas kesediaan panitia ini, aparat kepolisian di lokasi kongres membuka blokade dan mempersilahkan para peserta memasuki ruang kongres.

Meski sempat diwarnai ketegangan antara peserta dengan aparat keamanan, namun kongres luar biasa ini secara umum berjalan dengan lancar. Kongres yang berlangsung selama sekitar 10 jam, berhasil menetapkan ketua umum, wakil ketua umum, dan 9 anggota komite eksekutif PSSI periode 2011 – 2015.

Terpilih sebagai ketua umum adalah Djohar Arifin Husein dan Wakil Ketua Farid Rahman. Djohar memenangkan pemilihan secara voting pada putaran kedua, dengan perolehan 61 suara. Mantan sekjen KONI ini menyisihkan saingannya, Agusman Effendi yang memperoleh 38 suara.

Pada putaran pertama, pemilihan calon ketum diikuti oleh 10 orang. Djohar memperoleh 53 suara, unggul 14 suara dari Agusman Effendi yang mengantongi 39 suara, dan Japto S Soerjosoemarno dengan empat suara. Japto yang seharusnya masuk putaran kedua memilih mundur.

Sementara pada agenda pemilihan wakil ketua umum, Farid Rahman mengalahkan saingan terdekatnya Erwin Aksa, juga melalui dua putaran. Farid meraih 51 suara, menang tipis atas Erwin yang memperoleh 48 suara. Usai pemilihan, ketua umum PSSI terpilih, Djohar Arifin berikrar akan melakukan reformasi di tubuh PSSI, dan mengajak semua pihak untuk menyongsong masa depan sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik.

Agenda kongres ditutup dengan pemilihan sembilan anggota komisi eksekutif. Melalui voting dua putaran, terpilih Sihar Sitorus, La Nyala M Mattalitti, Mawardy Nurdin, Robertho Rouw, Widodo Santoso, Erwin Dwi Budiwan, Tuty Dau, Tony Apriliani, dan Bob Hippy. Kongres resmi ditutup pukul 20.15 oleh Menegpora Andi Mallarangeng.

Keberhasilan pelaksanaan kongres luar biasa PSSI di Solo, Jawa Tengah, disambut gembira para suporter sepakbola, dari berbagai daerah di tanah air. Ungkapan gembira ini dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladag , Kota Solo, Minggu siang. Selain mensyukuri keberhasilan pelaksanaan kongres PSSI, ribuan suporter ini juga menyatakan dukungannya terhadap pengurus yang baru terpilih.

Rasa syukur para suporter atas keberhasilan kongres luar biasa PSSI ini bisa dimaklumi, mengingat kongres PSSI, untuk menetapkan pengurus baru periode 2011- 2015, belangsung alot dan diwarnai sejumlah pertikaian di arena kongres.

Bahkan proses pergantian kepengurusan PSSI, juga telah mengundang polemik dan percekcokan di tingkat nasional, hingga ancaman jatuhnya sanksi dari Federasi Sepakbola Dunia (FIFA), karena serangkaian kegagalan penyelenggaraan kongres.

Ketegangan pemilihan pengurus PSSI periode 2011 – 2015, sudah terjadi sejak bulan Februari lalu, dimulai dengan aksi unjuk rasa menuntut mundur Nurdin Halid dari Ketum PSSI, dan menolak pencalonannya kembali. Aksi massa ini tidak menyurutkan tekad Nurdin untuk tetap maju menjadi ketum PSSI untuk ketiga kalinya. 

Namun tekad Nurdin ini terhenti oleh putusan FIFA 3 Maret lalu, yang melarang Nurdin dan tiga calon lainnya, yakni Nirwan Bakri, George Toisutta dan Arifin Panigoro, maju dalam pencalonan.

Putusan FIFA ini berbuntut panjang. Kongres PSSI yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau, pada Sabtu dan Minggu 26 dan 27 Maret, batal menghasilkan kepengurusan baru, setelah dihentikan oleh Sekjen PSSI Nugraha Besus. Besus mengaku menghentikan kongres karena situasinya yang sudah tidak terkendali dan berpotensi mengancam keselamatan peserta kongrees dan delegasi FIFA.

Seminggu setelah kongres PSSI yang gagal di Pekan Baru, Riau, FIFA membentuk komite normalisasi, dan menunjuk Agum Gumelar sebagai ketua normalisasi PSSI, pada 4 April. 

Komite normalisasi di bawah Agum menetapkan pelaksanaan kongres PSSI pada 20 Mei. Sayangnya, kongres kembali diwarnai keributan dan berakhir dengan penutupan kongres oleh Agum, sebelum berhasil memilih ketua umum, wakil ketua umum dan membentuk komite eksekutif. Keributan berpangkal pada sikap komite normalisasi yang tetap menolak George Toisuta dan Arifin Panigoro sebagai calon ketum dan waketum PSSI. (Indosiar.com)